Puasa

Assalamualaikum,

Apa kabar semuanya?
Semoga dalam keadaan sehat. Aaamiin :D

Marhaban Ya Ramadhan. Besok tanggal 29 Juni 2014 Umat Islam akan menunaikan Ibadah Puasa. Bagi yang mengikuti Muhammadiyah hari ini telah menunaikan ibadah puasa. SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA, Bagi Yang menjalankan. ^_^
Telah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah : 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Berdasarkan QS. Al Baqarah: 183, bagi kita yang merasa beriman diwajibkan untuk berpuasa. Puasa merupakan rukun islam yang ke-4.
Adapun rukun - rukun Islam, yaitu :
  1. Bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah,
  2. Mendirikan sholat, 
  3. Membayar zakat,
  4. Menunaikan puasa di bulan Ramadhan, 
  5. Haji, bila Mampu.

Pegertian puasa adalah menahan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari, hawa nafsu bukan hanya menahan rasa haus dan lapar. Tapi menahan hawa nafsu yag lainnya juga. Puasa memiliki 3 tingkatan, yaitu :
  1. Puasa Umum ( Puasa Orang Awam )
  2. Puasa Khusus ( Puasa Orang Sholeh )
  3. Puasa Khusus Bil Khusus ( Puasa Para Nabi )

1.Puasa umum

أَمَّا صَوْمُ الْعُمُومِ: فَهُوَ كَفُّ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ عَنْ قَضَاءِ الشَّهْوَةِ
Artinya : “Puasa umum adalah menahan petur dan kemaluan dari menunaikan syahwat.”
Maksudnya, puasa umum atau puasa orang-orang awam adalah “sekedar” mengerjakan puasa menurut tata cara yang diatur dalam hukum fiqih. Seseorang makan sahur dan berniat untuk puasa pada hari itu, lalu menahan diri dari makan, minum dan melakukan hubungan badan dengan suami atau istrinya sejak dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Jika hal itu telah dikerjakan, maka secara hukum fiqih ia telah mengerjakan kewajiban shaum Ramadhan. Puasanya telah sah secara lahiriah menurut tinjauan ilmu fikih.

2. Puasa Khusus

وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوصِ فَهُوَ كَفُّ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ وَاللِّسَانِ وَالْيَدِ وَالرِّجْلِ وَسَائِرِ الْجَوَارِحِ عَنِ الْآثَامِ
Artinya : “Puasa khusus adalah menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari perbuatan-perbuatan dosa.”
Tingkatan ini lebih tinggi dari tingkatan puasa umum atau puasa orang-orang awam. Selain menahan diri dari makan, minum dan melakukan hubungan seksual, tingkatan ini menuntut orang yang berpuasa untuk menahan seluruh anggota badannya dari dosa-dosa, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Tingkatan ini menuntut seorang muslim untuk senantiasa berhati-hati dan waspada.
Ia akan menahan matanya dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ia akan menahan telinganya dari mendengarkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ia akan menahan lisannya dari mengucapkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ia akan menahan tangannya dari melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ia akan menahan kakinya dari melangkah menuju hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan seluruh anggota badannya yang lain ia jaga agar tidak terjatuh dalam tindakan maksiat.

3. Puasa Khusus Bil Khusus

وَأَمَّا صَوْمُ خُصُوصِ الْخُصُوصِ: فَصَوْمُ الْقَلْبِ عَنِ الْهِمَمِ الدَّنِيَّةِ وَالْأَفْكَارِ الدُّنْيَوِيَّةِ وَكَفُّهُ عَمَّا سِوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالْكُلِّيَّةِ.
Artinya : “Puasa sangat khusus adalah berpuasanya hati dari keinginan-keinginan yang rendah dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan hati dari segala tujuan selain Allah secara totalitas.”
Tingkatan ini adalah tingkatan yang paling tinggi, sehingga paling berat dan paling sulit dicapai. Selain menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual, serta menahan seluruh anggota badan dari perbuatan maksiat, tingkatan ini menuntut hati dan pikiran orang yang berpuasa untuk selalu fokus, memikirkan hal-hal yang mulia, mengharapkan hal-hal yang mulia dan memurnikan semua tujuan untuk Allah semata.
Puasanya hati dan pikiran, itulah hakekat dari puasa sangat khusus. Puasanya hati dan pikiran dianggap batal ketika ia memikirkan hal-hal selain Allah, hari akhirat dan berfikir tentang (keinginan-keinginan) dunia, kecuali perkara dunia yang membantu urusan akhirat. Inilah puasa para nabi, shiddiqin dan muqarrabin. (Imam Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dien, 1/234)
Itu lah tadi tingkatan dari puasa. Janganlah kita menjalankan ibadah puasa pada tingkatan 1 , berpuasa hanya sekedar menahan rasa haus dan lapar, tanpa memaknai arti dari puasa tersebut. Hendaklah kita menjalankan ibadah puasa pada tingkatan puasa yang ke-2, yang  berpuasa tidak hanya menahan rasa haus dan lapar tetapi mempuasakan panca inderanya juga. Tingkatan puasa pada tingkatan 3 merupakan tingkatan yang paling tinggi, itu dijalankan oleh para nabi, mereka tidak hanya menahan rasa haus dan lapar, mempuasakan panca indera tetapi mereka mempuasakan hati mereka, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
sumber : www.arrahmah.com

Bagi teman - teman yang mengetahui jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 2014/1435 H, klik DISINI.


Sekian Pembahasan tentang puasa dari saya, semoga dapat bermanfaat bagi teman - teman. ^_^Terima kasih, "SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA".Wassalamualaikum,
Unknown Label: 02.03 0 komentar
Posting Komentar

Back to Top